KEDIRI – Sedikitnya dua ribu penari Barong tumpah dalam penutupan pekan budaya dan Festival Panji Nasional (FPN) iyang digelar di monumen Simpang Lima Gumul, Kediri, Sabtu (23/7/2017).
Penampilan seribu barong dilaksanakan dengan kerjasama dengan pegiat kesenian tergabung dalam Paguyuban Seni Jaranan (PASJAR). Kegiatan yang dimulai sore ini merupakan event tahunan yang telah ke-4. Sedikitnya 2.383 orang penari barong dari anggota PASJAR Kediri beserta perwakilan Duta Wisata dari Kota/Kabuputen se- Indonesia.
Ribuan penonton berjubel, tampak antusias menyaksikan tarian kepala yang berbentuk naga ini. Barongan sendiri merupakan bagian dari seni jaranan kesenian budaya tradisional asli bumi panji kediri.
Dalam sambutannya Bupati Kediri, Harianty Sutrisno, menyampaikan terimakasih atas kerja keras seluruh panitia akan suksesnya acara tersebut. “Terima kasih bantuannya, semua panitia, yang berpartipasi suksesnya acara ini dan penampilan para peserta yang sungguh luar biasa. Saya tidak menyangka bisa semeriah ini, Dan Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kediri secara simbolis memberikan penghargaan kepada Ketua Umum Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar) yang diterima langsung oleh Bopo Hary Pratondo, serta sejumlah peserta yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut.
“Acara ini mampu mempromosikan program budaya dan pariwisata. Hadirnya sejumlah warga asing membuktikan bahwa mereka juga terhibur atas kesenian kuda lumping,” tambah Bupati Kediri
Ketua PASJAR Bopo Hary Pratondo mengungkapkan, Persiapan Tari kolosal 1000 Barong ini, butuh waktu yang cukup lama untuk memadukan antara pemain satu dengan yang lainnya. Sebab peserta yang mengikut pentas ini tidak hanya dari Kabupaten Kediri saja.
“Tamu undangan dari daerah lain juga banyak yang tertarik dan ikut berpartisipasi menari untuk tari barongan. Alhamdulilah dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan memasuki tahun ke empat ini mencapai hampir 2500 peserta,” ungkapnya.
Lebih Lanjut Bopo Hary Pratondo menambahkan, Barongan berasal dari kata barong atau yang biasa disebut dengan caplokan. Barongan adalah bagian dari kesenian jaranan, yaitu kesenian dari bumi panji Kediri.
“Tari klosal 2.000 barong ini menggambarkan nafsu duniawi manusia yang akan selalu dalam kondisi baik dan positif apabila bisa dikendalikan dengan benar”, dan harapan saya kedepan nantinya dengn terselenggaranya acara ini mampu menumbuhkan rasa cinta dan kemauan untuk nguri- nguri kebudayaan kita sendiri” tutupnya. (gm/gr)