Sembilan Tari Bali Dipersiapkan Untuk Dipatenkan Sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda Oleh UNESCO

oleh -772 views
Foto ilustrasi Tari Barong (ist)

SEMBILAN tari Bali yakni Tari Barong Ket, Tari Joged, Tari Legong Kraton, Drama Tari Wayang Wong, Drama Tari Gambuh, Topeng Sidakarya, Baris Upacara, Tari Sanghyang, dan Tari Rejang dipersiapkan untuk dipatenkan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda oleh UNESCO. Pemerintah Provinsi Bali pun menyiapkan dengan matang rencana untuk mementaskan sembilan tarian Bali tersebut dalam sidang UNESCO di Namibia, Afrika, 1-2 Desember mendatang.

Foto ilustrasi Tari Barong (ist)
Foto ilustrasi Tari Barong (ist)

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan, pihaknya tak ingin kecolongan lagi dengan kasus tari Pendet yang diklaim oleh Malaysia pada tahun 2009.

Saat itu tari Pendet dijadikan sebagai iklan promosi kunjungan ke Malaysia “Visit Malaysia Years” sehingga sempat membuat heboh pariwisata Indonesia khususnya Bali.

Menurut Dewa Beratha, banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika sembilan tarian ini dipatenkan menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO, yang merupakan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Setelah dipatenkan nanti, jika ada negara lain mengklaim ataupun dipentaskan di negara lain kita bisa mengajukan banding karena ini merupakan tarian Bali. Selain itu kita akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi dari hasil banding tersebut,” ujar Dewa Beratha di Denpasar, Bali, Kamis (26/11/2015).

Sebelum berangkat ke Namibia, rencananya  telah dilakukan gladi resik pada pukul 09.00 Wita, Jumat (27/11/2015) hari ini, di Gedung Art Centre, Denpasar.

“Nanti pada saat sidang penetapan UNESCO yang ditetapkan di Namibia, kita persiapkan tiga orang penari secara bersamaan untuk menarikan tarian dalam waktu enam menit,” kata Dewa Beratha.

Tiga penari itu akan membawakan sembilan tari Bali yang sebelumnya telah dilatih oleh Prof I Wayan Dibia, Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

“Tentunya ini memerlukan keahlian dari Prof Dibia untuk mengemasnya, nanti tim delegasi akan berangkat pada tanggal 28 dan sampai di sana pada tanggal 1-2 Desember 2015,”  ujar Dewa Beratha. (gr)