Sebuah Terobosan Menggelar Pameran Produk Kebudayaan di Mall

oleh -1,602 views
Foto: Pameran Produk Kebudayaan. (ist)

kreatifitas sangat dibutuhkan untuk mengembangkan produk kebudayaan yang dimiliki Indonesia, dimana kreatifitas membutuhkan modal dasar berupa ide

SURABAYA – Cukup jarang ditemui pameran produk kebudayaan yang dilangsungkan di tempat umum seperti mall. Dengan terobosan itu,cMenteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Indonesia, Drs. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengapresiasi kegiatan pekan ekonomi kreatif dan festival budaya yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga dalam rangka memperingati Dies Natalis yang ke-62. Apresiasi tersebut ia sampaikan ketika membuka acara tersebut, di Grand City Mall Surabaya, Selasa (1/11/2016).

Menurut Menkop UKM Puspayoga, jarang dijumpai pameran produk kebudayaan yang dilangsungkan di tempat umum serupa mall. Pameran ini menghadirkan 20 produk UKM, yang diantaranya terdapat pameran wayang, keris, dan batik. Ketiganya merupakan produk kebudayaan Indonesia yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

”Kita apresiasi apa yang diselenggarakan oleh UNAIR ini, pameran budaya berupa keris, batik, dan wayang di mall ini sebagai sebuah gaya baru. Saya mengapresiasai kerjasama antara mall dengan UNAIR, kalau bisa ditindaklajuti terus,” ujar Menteri.
Menkop UKM mengatakan, selama ini dirinya jarang diundang untuk menghadiri acara festival budaya yang diselenggarakan di mall seperti ini. Sebab di mall itu pameran-pamerannya identik dengan barang mewah dan produk yang branded.

Yang pasti, lanjutnya, kreatifitas sangat dibutuhkan untuk mengembangkan produk kebudayaan yang dimiliki Indonesia, dimana kreatifitas membutuhkan modal dasar berupa ide. Generasi pegiat budaya mesti bisa menampilkan produk kebudayaan yang dikolaborasikan teknologi dan pengetahuan tertentu. Sehingga ada unsur kreatifitas yang membuatnya tetap diminati di zaman yang serba modern ini.

“Saya apresiasi apa yang disampaikan Pak Rektor. (Produk kebudayaan -red) ini harus kita beri sentuhan kreatifitas. Sebab kalau ada kreatifitas, tentunya modal akan mengikuiti, dan marketingnya akan gampang,” tambahnya. Sementara itu Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, MT., SE., Ak mengatakan, pekan ekonomi kreatif dan festival budaya ini memang berbeda dengan tahun lalu. Pameran produk UKM dan produk kebudayaan diselenggarakan diluar UNAIR dengan produk-produk pilihan yang digelar dari 1-6 Noveber di Grand City Surabaya. UNAIR sedang mencoba untuk berkreasi. Selain itu, dies natalis UNAIR ke-62 ini juga disemarakkan dengan penyelenggaraan lomba penulisan naskah dengan lakon “Prabu Airlangga”.

“Kami sedang mengadakan lomba. Dalam waktu dekat ini kita tentukan pemenang lombanya. Naskah pemenangnya tentang kisah Airlangga itu akan kita patenkan dan kita sosialisasikan,” ujarnya.

Lomba penulisan lakon Airlangga itu diikuti oleh belasan pegiat seni dan budaya, diantaranya para dalang yang banyak berkecimpung dalam dunia pertunjukan seni, seniman teater, dan sastrawan. (gr)